Pengertian dan Cara Memerankan Teater Monolog

Teater Monolog berasal dari kata teater yang berarti pementasan dan monolog yang berarti berbicara sendiri. Jadi teater monolog merupakan pementasan berupa drama yang diperankan oleh diri sendiri diatas panggung. Jadi pemeran teater monolog hanyalah satu orang saja, dalam teater monolog kita dituntut untuk mampu menguasai panggung serta menggunakan intonasi nada dengan tepat. Sehingga para penonton dapat dibawa ke keadaan yang sebenarnya.

        Berikut ini adalah salah satu contoh teater monolog:
PETAK UMPET
    SALAM SASTRA. Jumpa lagi dengan kelompok drama SMA NEGERI 1 AUSTRALIA. Saya, JOKO DALLAS dari kelas XII IA 5 akan menampilkan sebuah drama monolog yang saya beri judul “Petak Umpet.” Selamat menyaksikan.
Di sutu sore, ada seorang anak perempuan sedang bermain petak umpet, dan dia sedang berjaga. Teman-temannya sedang bersembunyi emtah dimana.
BABAK 1
Suasana pentas :
Di sebuah pekarangan yang banyak pohon. Sepi. Dan sesekali terdengar bunyi kendaraan lewat.
NIDA
(Menghadap sebuah pohon menutup mata dan sedang menghitung mundur)
“20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11. 10, 9, 8, 7 6, 5, 4, 3, 2, 1.”
(Membuka mata, berbalik, mengedipkan mata untuk mencerahkan pandangan)
“Aduh, pegel matanya.”
(Mulai mencari teman-temannya)
“Pada ngumpet dimana ya?”
(Mencari di balik semak-semak)
“Bhaa….”
“Ih ngga ada.”
(mencari lagi)
“Doorrrr! Disini ya? Lho ngga ada juga.”
(Mencari ke segala arah)
“Disini? Ngga ada. Di sini? Ngga ada juga.”
(Mulai bingung)
“Yha ampun… Pada dimana sih?”
(Berjalan-jalan sambil memandang sekeliling)
“Temen-temennnn…..”
(Bersandar pada sebuah pohon)
“Teman-temen….”
“Kalian dimana sih?”
(Menggaruk-nggaruk kepala)
“Heiiii…..”
“Ngumpetnya ko jauh-jauh banget?”
(Kesal)
“Oke, oke aku nyerah.”
“Habis ini kau jaga lagi deh, asal kalian ngga ngumpet jauh-jauh.”
“Tapi, keluar dulu dong.”
(Gelisah)
“Pada kemana si ini?”
(Jongkok)
“Ya ampun, dah mulai gelap.”
(Putus asa)
“Temen-temen…”
“Ayo dong , jangan becanda.”
“Riris, Indri, Danita……”
(Duduk dan bersandar pada pohon. Suaranya melemah)
“Riris….”
“Indri….”
“Danita…”
(Bangkit untuk berdiri)
“Kalau pada ngga mau keluar, aku pulang nich.”
“Aku itung sampe tiga ya…”
“Kalau belum pada keluar aku pulang.”
(Menarik nafas dan kemudian mengeluarkan pelan-pelan)
“Satu…..”
(Belum ada satupun yang keluar)
(Mulai gelisah)
“Duaaaa…..”
(Belum juga ada yang keluar)
(Semakin gelisah)
“Tiga!!!!”
(Tetap hening)
(Menangis)
“Oke, aku pulang nich. Terserah kalian mau ngumpet sampe kapan.”
Kemudia Nida pulang dengan perasaan sedih dan kesal. Amanat yang dapat diampil dari drama monolog diatas adalah kita tidak boleh lari dari dan tanggung jawab dan jangan suka mempermainkan teman.
Sekian drama monolog dari kami. Semoga dapat menghibur dan dapat diambil manfaatnya. Terima kasih.
Karya
Nida Millaty
Untuk melihat contoh yang lain, silahkan klik 


Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Pengertian dan Cara Memerankan Teater Monolog"

  1. Terima kasih bro atas infonya, lumayan buat kerja tugas

    ReplyDelete
  2. WIH, infonya sangat menarik gan, thks ya

    ReplyDelete
  3. Terima kasih kawan, cukup membantu dalam tugas. Ijin bookmark yah :))

    ReplyDelete